CYBERSPACE ≠ DUNIA MAYA

Benarkah Dunia Maya itu ada dan kita hidup didalamnya….?

Kata “Cyberspace” dan “cyber” oleh masyarakat umum di Indonesia diartikan dengan “Dunia maya”. Kepupoleran kata tersebut melekat erat di telinga, ucapan dan tulisan baik itu di TV, surat kabar, media social, bahkan di ruang kuliah atau aktifitas kita sehari hari yang sebenarnya kalau ditelisik lebih jauh ada sedikit kesalahan dalam pengunaan kata cyberspace atau cyber dimaknakan dengan “Dunia Maya”. Point of views dari tulisan ini adalah menjelasakan bahwa cyberspace TIDAK SAMA dengan dunia maya dan yang ke-dua, memberikan apa yang sedikit saya pahami dari beberapa sumber baik itu buku, paper dan sumber bacaan lainya tentang yang menyangkut cyberspace.

Cyberspace sebenarnya gabungan dari dua kata cyber dan space. Pertama kita bedah dari sudut padang sejarah dan definisi dari ke-dua kata tersebut. Kata “Cyber” merupakan penggalan kata dari “cybernetique” dicetuskan pertama kali di tahun 1834 oleh André-Marie Ampère, ahli FISIKA (sengaja di Capslock). Ampere menjelaskan bahwa cyber itu adalah medium kawat dan selanjutnya ditahun 1948 oleh Norbert Wiener, Professor of Mathematics di MIT melakukan riset yang dibukukan dengan judul “cybernetics”. Cybernetics adalah sebuah studi ilmiah yang memfokuskan pada control manusia dengan mesin. Kekacauan muncul di tahun 1982 saat seorang penulis fiksi bernama William Gibson mengeluarkan novel yang berjudul “Neuromancer”, di novel tercetuslah kata “cyberspace” untuk pertama kali di dunia. Novel tersebut menceritkan dan mengambarkan akan hadirnya sebuah dunia atau domain baru dengan bentuk virtual atau yang kita kenal saat ini dengan sebutan dunia maya. Disamping itu, baik dari novel berikutnya, tulisan, ucapan, sebutan dan pemberitaan di media massa membuat kepupoleran  kata cyberpace itu semakin menguatkan pemahaman cyberspace itu sama dengan virtual space atau dunia maya atau dunia gaib ditengah masyarakat Continue reading